Palopo Kota IDAMAN

Assalamu'alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh

Pada hari yang indah ini saya ingin membagi pengalaman dengan para pembaca tentang kota kelahiran saya, Palopo kota IDAMAN. Mungkin sebagian dari pembaca bertanya-tanya apakah Kota Palopo memang seindah itu? Jawabannya tentu saja iya, Palopo itu kota yang "Indah, damai dan Nyaman" disingkat IDAMAN, hehe.

Hanya terdapat tiga kota di Sulawesi Selatan, Palopo merupakan salah satunya. Ibukota provinsi Sulawesi Selatan adalah Kota Makassar, kota yang sangat maju dan merupakan kota metropolitan yang sudah berkembang pesat. Kota kedua adalah Pare-pare. Kota yang dibangun di area perbukitan dan  sangat indah akan kekayaan alamnya. Kota ketiga adalah Kota Palopo, kota yang diimpit oleh pegunungan Toraja dan Selat Bone yang menjadikannya kota yang subur akan hasil perkebunan dan lautnya.

Jadi tadi malam saya berangkat dari Makassar menuju Palopo. Perjalanan saya tempuh selama 8 jam. Berangkat dari pukul 22.00 dan tiba pukul 06.00 di rumah saya. Walaupun memiliki beberapa kendala seperti sebelum tiba di pangkalan bus, hujan deras mengguyur kota Makassar. Al hasil saya basah kuyup saat sampai di perwakilan bus Bintang Prima. Untuk biaya karcis ticket sendiri, saya mengeluarkan uang sebesar Rp190.000. Itu sebenarnya agak mahal, tapi hanya itu bus terakhir yang bisa saya dapatkan.

Ada beberapa tempat di kota Palopo yang sudah saya kunjungi. Diantaranya adalah:

Wisata Alam Latuppa 

Air Terjun Latuppa
Saya masih ingat saat pertama kali ke tempat ini. Saya diajak oleh teman-teman saya ke tempat tersebut dengan bermodalkan rental motor. Kami ada 3 orang dan uang pun terbatas. Jadi kami merental satu motor untuk dipakai bertiga. Untuk mengantisipasi kehabisan bensin, kami mengisinya terlebih dahulu dengan premium di pom bensin dekat rumah kemudian langsung menuju ke lokasi tempat permandian tersebut.

Karena teman-teman saya sudah sering ke Latuppa, mereka sudah tahu jalan pintas menuju ke sana. Saat berada di pertengahan perjalanan, kami berhenti dan mendorong motor tersebut naik ke atas gunung. Kami sudah tidak melewati jalan beraspal, tetapi melewati perkebunan warga karena di situlah jalan pintasnya. Beberapa saat kemudian, sudah terdengan aliran sungai dari kejauhan. Suara ini menjadi penyemangat sendiri buat saya karena ini merupakan pertama kalinya saya pergi ke tempat ini.

Hal yang paling tidak saya sangka adalah terdapat air terjun di tempat ini. Air yang begitu bersih dan udara yang menyejukkan hingga membuat semua orang yang berada di lokasi tersebut tidak dapat membendung diri untuk turun dan mandi di bawah air terjun tersebut. Ada juga beberapa orang yang cukup berani untuk lompat dari atas bebatuan air terjun dan menceburkan diri langsung ke dalam sungai. Dan saya termasuk salah satu orang tersebut :D

Pantai Labombo

Gazebo Pantai Labombo
Saat kecil dulu, pantai Labombo merupakan tempat bermain dan tempat berburu bondro-bondro (sejenis kerang) saya. Kita juga dapat melihat pelabuhan dan TPI (Tempat Penangkaran Ikan) dari pantai ini. Dengan bermodalkan pasir putih, banyak orang yang sering datang ke sana untuk berwisata dan bersantai sejenak untuk melepaskan penat. Beda dengan saya dan teman-teman yang lain, kami memang datang untuk berburu bondro-bondro dan kadang kalau beruntung, kita juga dapat menemukan kuda laut di area dekat bibir pantai.

Ada beberapa kekurangan dari pantai ini, seperti pasirnya tidaklah sehalus dan seputih pantai Bira di Bulukumba. Air lautnya juga tidak sejernih danau Matano di Sorowako. Tetapi bagi kami orang Palopo, ini sudah cukup dan untuk dapat dijadikan sebagai tempat berenang. Ada keganjilan jika kita mulai masuk ke pantai dan turun untuk berenang. Saya sudah mencheck nya sendiri dengan berlari sekitar 2 km dari bibir pantai namun air masih setinggi lutut. Haha, mungkin ini juga termasuk kekurangan bagi pantai ini, itulah sebabnya jarang ada yang ingin mandi, hanya sebagai tempat untuk mengabadikan foto.

Museum Batara Guru dan Rumah Adat Langkanae

Istana Datu Luwu
Museum Batara Guru dan Rumah Adat Langkanae berada dalam komplek dan pagar yang sama, kedua tempat ini bersebelahan. Saya belum pernah masuk ke dalam rumah adat Langkanae, tetapi di museum Batara Guru yang merupakan Istana Kedatuan (Kesultanan) Luwu sudah pernah sekali. Saya ke tempat itu bersama bapak dan saudara saya yang lain. Itupun sudah lama saya ke sana, waktu masih kecil.

Rumah Adat Langkanae
Di dalam museum ini, terdapat bebagai artefak benda bersejarah yang disimpan di dalamnya. Alat perang kerajaan untuk melawan penjajah, ranjang raja dan permaisurinya, guci yang berusia puluhan tahun dan lukisan-lukisan yang menggambarkan kerajaan pada masa kejayaannya. Saya merasa sangat beruntung karena dapat memasuki museum tersebut, karena mulai saat itu saya jatuh cinta lebih dalam lagi terhadap kota kelahiran saya ini.

Di luar istana, pekarangan taman yang hijau memanjakan mata untuk dipandang. terdapat pula tugu tangan yang memegang parang (pedang) sebagai simbol kerajaan untuk mempersatukan kerajaan Luwu dalam melawan penjajah yang dirayakan setiap tahunnya. Seperti yang saya jelaskan di atas, rumah adat Langkanae bersebelahan dengan istana Datu Luwu. Rumah adat ini berwarna hitam dibangun diatas tiang-tiang yang tinggi yang terbuat dari kayu jati. Namun sayangnya, tidak semua orang dapat memasukinya. Tetapi melihatnya dari luarpun sudah sangat mengagumkan.

Masjid Tua Jami' Palopo

Masjid Tua Jami' Palopo
Palopo merupakan salah satu kerajaan yang menerima Islam dengan tangan terbuka. Ini karena pendekatan yang bagus dan efektif yang dilakukan oleh Datok Sulaiman, salah satu datok yang menyebarkan agama Islam di Sulawesi Selatan. Bahkan datok Sulaiman dikebumikan di daerah Bua dan menjadi tempat wisata bagi siapa saja yang ingin menziarahi kuburannya.

Masjid Tua Jami' Palopo merupakan masjid tertua di Sulawesi Selatan yang masih terjaga keutuhan dan kekokohannya. Ini karena masjid ini telah direnovasi seperlunya tetapi masih menjaga keaslian dari bentuknya. Sepeti dindingnya masih sama seperti sejak pertama kali dibangun, terbuat dari kumpulan bebatuan sungai yang dipahat dan disusun bertumpuk-tumpuk menggunakan kuning telur. Tiang-tiang masjid ini juga masih sama sejak dibangun. Sekarang malah dipakaikan kaca agar orang tidak mengkerok dan mengambil serpihannya yang dianggap mistis dan obat bagi sebagian orang.

Masjid ini tidak benar-benar menghadap ke kiblat ketika dahulu dibangun, tetapi yang menjadi acuannya adalah istana yang berada di seberangnya agar sejajar dengannya. Itulah sebabnya jika kalian salat di tempat ini, kiblatnya agak diserongkan ke arah kanan agar menghadap ke Ka'bah. Di dekat masjid ini juga terdapat masjid Agung Luwu Palopo, masjid raya dan icon kota ini. Jika tidak direnovasi, masjid Agung juga merupakan masjid tertua di kota ini yang keasliannya sudah tidak dapat dilihat lagi karena sudah mendapatkan banyak renovasi.

Pulau Libukang

Pulau Libukang
Tidak jauh dari pelabuhan, terdapat pulau kecil yang dapat dikases dengan menggunakan perahu kecil (katinting). Pulau yang langsung menangkap setiap tatapan saat pergi ke pelabuhan. Pulau ini pada musim liburan cukup ramai, karena banyak pula keluarga yang mengidamkan untuk berlibur di pulau ini. Pernah sekali saya ke sana bersama keluarga dan sepupu saya, dengan tujuan belibur dan refreshing. Tak lupa kami membeli cemilan dan ikan bolu (bandeng) untuk dibakar di sana.

Berenang di pulau Libukang seperti berenang sama seperti berenang di pantai yang lainnya, airnya asin. Waktu ke sana bersama keluarga, saya membawa mainan perahu-perahu bermesin dinamo dan memainkannya di pulau tersebut. Beberapa hari kemudian seluruh isinya yang terbuat dari besi berubah menjadi karat. Saya ambil hikmahnya saja, "besi terkena air asin akan berkarat" :p

Di pulau Libukang terdapat sensasi tersendiri jika makan ikan bakar yang segar dari panggangan. Rasa lapar dapat ditangkis setelah naik ke pulau untuk makan ikan. Jika kalian berkunjung ke Palopo, jangan lupa untuk singgah pula di tempat ini.

Dan masih banyak beberapa tempat lagi yang bagus untuk dibahas namun tidak komplit rasanya kalau saya belum kesana dan bercerita tertangnya. Seperti bukit Sampoddo dan wisata Bukit 513 yang dikenal dengan pemandangan indahnya. Kuburan bersejarah kerajaan datu Luwu dan keturunan Belanda, Gua Kalo Dewata sebagai tempat pertahanan warga pribumi dari penjajah, Bambalu, Bukit Kambo dan Air Terjun Tengkorang.

Itulah beberapa tempat mengapa Palopo itu kota idaman. Selain dari warganya ramah, jalanannya dan udaranya bersih, terdapat pula banyak objek wisata yang unik untuk dikunjungi. Sekian dan terimakasih telah mampir di blog saya. Have a nice day!

Komentar

Posting Komentar

Komen yang baik ya :)