Pengenalan Diri

Assalamu'alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh

Pertama-tama dan yang paling utama dan tidak usah lama-lama, senantiasa kita panjatkan puji syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala karena berkat rahmat, hidayah dan ilmu yang diberikan kepada hamba-hamba-Nya sehingga kita semua masih dapat hidup hingga detik ini untuk membaca postingan ini :v

Kedua, tak lupa pula kita mengirimkan SMS (Shalawat menyertai Salam) kepada pemimpin kita, khalifah kita, rasul kita, nabi kita yakni baginda Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam yang telah membimbing umat manusia dari era kejahiliyahan ke era yang lebih bermoral yang lebih cerdas.

Para santri biasa menyebutnya:
"Dari zaman naik onta menuju zaman naik mobil Toyota. Dari zaman jalan kaki menuju zaman naik motor Kawasaki. Dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang. Bukan seperti terangnya bulan di malam hari, bukan seperti terangnya lampu di ruangan ini, tetapi terangnya Iman di dalam hati kita masing-masing". Ciee, puitis amat...

Baiklah, cukup pembukaannya. Sekarang saya akan memulai memperkenalkan diri. Karena ini hanya perkenalan diri, jadi mungkin akan membosankan bagi sebagian pembaca, tapi inilah kisah hidup saya sehingga jadi Santri yang Manja.

Nama saya Ahmad Fauzan Rustan disingkat Afuan, berasal dari keluarga sederhana di Kota Palopo, Sulawesi Selatan, Indonesia. Saya mempunyai riwayat hidup yang sangat menyedihkan, yaitu tidak pernah menyelesaikan studi di taman kanak-kanak (TK) :(. Wah, kok bisa? Karena waktu kecil dulu saya memang bandel sih, pindah sekolah sana-sini wal hasil tidak pernah tamat dari TK.


SDN 75 Surutanga

SDN 75 Surutanga (sekarang SDN 3 Surutanga) Palopo
Setelah cukup usia, akhirnya didaftarkan oleh bapak saya di Sekolah Dasar (SD) 75 Surutanga (sekarang berubah menjadi SDN 3 Surutanga). Karena tergolong siswa yang kurang pintar, saya ditempatkan di kelas 1B (mungkin ini efek tidak tamat-tamat dari TK). Saya masih ingat waktu pertama kali masuk di kelas itu, lantainya masih beralaskan tanah, dindingnya masih terbuat dari kayu, walaupun atapnya sudah menggunakan seng tetapi banyak yang bocor, dan papan tulis hitam yang masih menggunakan kapur. Tapi overall semuanya berjalan baik sehingga saya dapat menyelesaikan studi di SD ini.


Australia - Negeri Impian Semua Orang

Curtin University, Perth, WA
Hal yang paling tidak saya sangka akan terjadi dalam hidup saya adalah dapat menginjakkan kaki di Negeri Kanguru. Ini karena ibu saya mendapatkan kesempatan kuliah di Curtin University, Perth, Western Australia. Pengalaman singkat yang masih terkenang dalam hidup saya karena di sinilah saya berteman dengan orang asing yang sangat welcomed dengan pendatang. Dan Alhamduillah, di sinilah saya belajar bahasa Inggris sehingga bisa fasih dalam bercakap.

Parkwood Primary School
Di Australia, saya bersekolah di dua SD yang berbeda. Weits, tenang, ini bukan karena saya bandel kayak zaman TK dulu, tetapi karena di sekolah pertama saya sudah dianggap mumpuni untuk mendaftar di sekolah yang lebih unggul. Sekolah pertama saya adalah Parkwood Primary School, yaitu sekolah yang menampung anak-anak dari berbagai dunia yang datang ke Australia namun belum fasih berbahasa Inggris. Sekolah kedua saya adalah Millen Primary School, sekolah yang cukup dekat dari rumah.

Millen Primary School
Di Aussie, saya berteman dengan banyak orang, namun saya memiliki beberapa best friends dalam hidup saya. Mereka adalah Frankie (Seychelles), Shakib (Afganistan), Mars (Sudan), Sam (Zimbabwe), Kirk (Australia) dan beberapa tetangga rumah saya lupa nama mereka. Mereka adalah orang-orang yang membuat saya betah tinggal di sana hingga saya kembali ke Indonesia.

Mondok di Pondok Pesantren IMMIM

Pesantren IMMIM Putra Makassar
Setelah tamat dari SDN 75 Surutanga, saya mendaftarkan diri di 3 sekolah menengah pertama (SMP) di Palopo. Sekolah-sekolah itu adalah MTs Model Palopo, SMP Negeri 3 Palopo dan SMP Negeri 4 Palopo. Alasan saya memilih sekolah-sekolah ini adalah karena ketiganya dekat dari rumah saya.

Saat pengumuman kelulusan, di sinilah saya jatuh semangat. Ini karena tak satu pun dari sekolah tersebut menerima saya sebagai siswa. Saya kembali kepada bapak saya mengatakan bahwa saya tidak diterima. Namun karena bapak saya orangnya penyabar, dia tetap mencarikan sekolah untuk saya. Kebetulan ada dosen teman bapak saya memiliki keponakan yang juga barusan lulus dari SD dan ingin melanjutkan studi di Pondok Pesantren di Makassar. Karena terlanjur pesimis saat itu, saya berkeyakinan "di Palopo saja saya tidak diterima, apalagi di Makassar". 

Alhamdulillah saya diterima. Saya masuk di kelas 1C, kelas bagi orang standar yang didapatkan berdasarkan nilai ujian saat test masuk. Saya pun tersadar, bahwa beginilah cara Allah menunjukkan cinta-Nya kepada saya, dengan memasukkan saya ke dalam Penjara Suci yang terisolasi dari dunia luar yang penuh dengan cobaan.

"Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan" (Q.S. Asy-Syarh 94:5-6)

Pesantren IMMIM Putra Makassar adalah salah satu pesantren unggulan di Sulawesi Selatan. Pesantren yang memiliki banyak alumni yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Saya pun bangga menjadi santri di pesantren ini karena sekolah ini unggul dalam hal dunia dan akhirat. Saya juga senang dan tertawa dalam hati ketika melihat santri lain manangis ke ibu dan bapak mereka saat ingin ditinggalkan. Hahaha, momen-momen inilah yang membuat saya tertarik untuk menuangkannya dalam sebuah blog.

Cukup sudah perkenalannya. Jika ingin mengetahui lebih dalam lagi mengenai Australia atau Pondok Pesantren IMMIM atau yang lainnya maka silakan tuliskan komentar antum di kolom komentar. InsyaAllah saya akan menjawabnya dengan sebaik mungkin untuk antum (anda). 

Terimakasih telah berkunjung...

Komentar