SEJARA Dusun Bara Kabupaten Maros

Salah satu siswa di SD Bara

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Kali ini saya ingin berbagi pengalaman selama mengabdikan diri sebagai relawan di komunitas Koin Untuk Negeri (KUN). Salah satu pengalaman terbaik yang harus saya share karena baiknya sistem dan tujuan dari organisasi ini. Untuk mengetahui lebih lanjut, silakan kunjungi website resmi mereka di www.koinuntuknegeri.org.

Salah satu program KUN adalah SEJARA, Sekolah Jejak Nusantara. Yakni mengabdi di pelosok negeri untuk mengajar mereka yang kurang mendapat pendidikan yang layak. SEJARA angkatan 8 masih berlokasi di tempat yang sama dengan angkatan sebelumnya, sehingga keberangkatan angkatan 8 bertugas untuk mengevaluasi perkembangan yang selama ini diajarkan kepada adik-adik yang bersekolah di sana.

Post ini juga terlambat saya publish karena satu dan lain hal. Salah satunya adalah OS laptop saya rusak sehingga harus diinstal ulang. Alhamdulillah sekarang sudah baik seperti sedia kala.

SEJARA Batch 8

Relawan SEJARA Angkatan VIII

Seperti yang saya jelaskan di atas, Sekolah Jejak Nusantara angkatan 8 masih mengajar di tempat yang sama, yaitu di Dusun Bara Kabupaten Maros. Dusun ini benar-benar susah untuk dikunjungi karena akses jalan yang belum baik.

Untuk ke sana, kami menggunakan motor dari Base Camp KUN di Gowa sampai ke rumah kakak Jannah di Maros, satu-satunya guru yang mengajar di sekolah yang kami kunjungi. Kemudian berjalan kaki sekitar 15 KM untuk sampai ke Dusun Bara, tempat dimana sekolah tersebut dibangun.

Ada 20 relawan baru di angkatan 8 SEJARA, mereka semua adalah kakak-kakak yang tulus mengajar di pelosok negeri kita ini. Mereka adalah:
  1. A. Ayu Asti Rahayu
  2. BJ. Rindi Antika
  3. Subagio
  4. M. Taufik Hidayat
  5. Evi Alfianti
  6. Nimra Wahid
  7. Wardhana Putri Firdaus
  8. Haslinda
  9. Ivana Pongtiku
  10. Kasrum Hardin
  11. Nur Rezky Awaliah Baharuddin
  12. Rini Angraini Ali
  13. Hartalena
  14. Tiara Khaerunnisa
  15. Nur Fadillah S
  16. Yoga Pratama
  17. Nur Khaerati Amar
  18. Ardi
  19. Nasrah Binti Syahid
  20. Ahmad Fauzan Rustan
I salute all of them!

Mendaki Gunung Lewati Lembah

Relawan SEJARA berjalan menyusuri hutan menuju dusun Bara

Berjalan 15KM mungkin tidaklah terlalu buruk di perkotaan. Maksud saya karena jalannya bagus, mulus dan permukaannya rata. Tetapi di pelosok dimana kebanyakan hutan, kebun, medan gunung dan lembah, betul-betul melelahkan dan membutuhkan tenaga ekstra. Baju saya basah semua karena keringat yang keluar tanpa henti di setiap langkah kaki yang saya pijak :(

"Karena sesungguhnya setelah kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya setelah kesulitan ada kemudahan" QS. Al Insyirah ayat 5-6
Nas dari Allah memang betul, dan ayat di atas kami rasakan setelah berjalan sekitar 5KM. Kami sampai di jembatan gantung yang di bawahnya terdapat sungai yang mengalir dengan indah.

Ada juga sebuah bukit dekat perkebunan warga, kami beri nama Bukit Teletubbies. Pemandangan dari bukit ini sangat indah, dan tempat kami untuk beristirahat sejenak. Penat melihat pemandangan langsung hilang setelah beristirahat di bukit ini.


Relawan melepas penat di Bukit Teletubbies

Dan tak lama sebelum kami tiba di rumah warga, kami mendapati senyum adik-adik yang membuat semangat kami bertambah. Ternyata mereka datang menyambut kami dan ingin membantu kami dengan membawakan tas-tas yang kami bawa.


Hari 1: Kelas Alam dan Kelas Literasi

Kakak Azhar menjelaskan mengenai fungsi tumbuhan, program kelas Alam

Program SEJARA ada 4 pembagian kelas. Kelas alam, kelas Literasi, kelas Kreatif dan kelas Inspirasi.

Saya termasuk anggota kelas alam. Seperti namanya, hampir semua anggotanya pun juga liar bagaikan di alam :D. Saya sangat suka dengan kelas ini, karena anggotanya sangat baik dan friendly. Sehingga adik-adik di sana sangat suka dengan materi-materi dari kelas alam.

Di kelas alam sendiri, kami mengajarkan kepada adik-adik tentang berbagai obat-obatan alami dari berbagai tumbuhan, seperti daun jambu sebagai obat sakit perut, kunyit sebagai obat gatal, bawang merah sebagai obat demam, dan lain-lain.

Selain mengajarkan tumbuhan sebagai obat alami, kami juga mengajarkan adik-adik di sana cara membuat pestisida alami, pupuk kompos dan perekat hama. Cara agar tanaman yang kita tanam terhindar dari berbagai penyakit dan hama.

Seorang siswa memegang flashcard, salah satu media pembelajaran kelas Literasi

Setelah kelas alam selesai, dilanjutkan dengan kelas literasi. Di kelas literasi, adik-adik diajarkan cara membaca, menulis dan berhitung. Levelnya tergantung di kelas mana mereka duduk.

Saya sendiri mempunyai siswa kelas 1, mereka adalah Syahriani dan Riana. Menghandle mereka pun susah, mungkin karena ini merupakan kali pertama saya dekat dengan anak-anak. Bisa juga karena cara mengajar saya yang membosankan. Karena keduanya lari ke kelompok sebelah setelah beberapa menit saya mengajar kedua anak tersebut :(.

Hari 2: Kelas Kreatif dan Kelas Ispirasi

Foto siswa bersama relawan setelah menyelesaikan bunga hias dari buah pinus di kelas Kreatif

Di kelas kreatif, saya memiliki tanggung jawab untuk mengevaluasi adik-adik dalam membuat bunga hias. Bunga hias adalah karangan bunya yang terbuat dari buah pinus, yang ditaburi dengan glitter sehingga nampak indah. Bersama kakak Subagio dan kakak Nur Fadillah S, kami mengawasi adik-adik dalam pembuatannya.

Sayangnya, mereka kurang mampu mengerjakan sendiri bunga hias tersebut yang seharusnya menjadi bahan evaluasi. Sehingga, kami dengan terpaksa membantu adik-adik dalam mengerjakan bunga hias. Mulai dari memasukkan sekrup ke dalam buah pinus, kemudian memberi lem dan menaburi glitter sampai memasang buah pinus ke batang bambu sehingga berbentuk bunga. It was a short time but it was fun.

Dari kiri ke kanan, Kakak Gio, Taufik dan Ardi mengenakan pakaian kelas Inspirasi

Setelah itu dilanjutkan dengan kelas inspirasi. Dimana kami memperkenalkan kepada adik-adik profesi yang mungkin mereka tidak pernah bayangkan. Seperti menjadi guru, polisi, tentara, dokter, kepala desa, dan lain-lain.

Di sini saya diamanahkan untuk membantu bagian polisi. Jadi saya menjelaskan kepada adik-adik di sana bagaimana sebenarnya profesi polisi tersebut. Jujur, saya pun tidak tahu betul pekerjaan apa saja yang dilakukan seorang polisi. Sehingga saya menjelaskan kepada adik-adik sesuai yang saya pahami mengenai polisi.

Untungnya, ada video yang bisa kami putarkan kepada adik-adik sehingga mereka juga bisa menangkap fungsi dan pekerjaan polisi secara visual. Memudahkan kami para relawan untuk menjelaskan kepada adik-adik di sana.


Jumu'ah Prayer, I Wasn't Ready for It

Kakak Anto dan kakak Kaswal khusyuk dalam shalat

Hari pertama mengajar bertepatan dengan hari Jum'at. Dimana setelah kelas literasi berjalan sekitar satu jam tiga puluh menit, sudah waktunya untuk shalat Jum'at berjama'ah. Malam sebelum kelas dimulai, senior-senior KUN menunjuk saya sebagai khatib, padahal saya tidak memiliki persiapan untuk tampil, baik dari tekstual maupun mental.

Dengan terpaksa Ikhlas (what the hell XD), saya pun mulai membacakan khutbah yang sempat saya screenshot sebelumnya. Mendapat jaringan internet di sana merupakan hal yang sangat saya syukuri, karena di sana untuk menelfon pun susah, apalagi mendapatkan jaringan internet. Kartu Ooreedoo saya masih mendapatkan signal E (EDGE), dengan koneksi yang kadang hilang setelah beberapa detik kemudian.

Dalam membacakan naskah yang telah saya screenshot itu mudah, karena sudah jelas apa yang akan saya baca. Tetapi saya lupa mempersiapkan doa penutup khutbah pertama dan teks khutbah kedua sehingga saya mulai gugup di akhir khutbah pertama yang saya baca. Mudah-mudahan dosa saya diampuni apabila salah dalam membaca beberapa bahasa Arab yang tidak memiliki harakat. Amiin... (It was worse than you thought)

A Little Push Is Needed

Kakak Afir loncat dari atas jembatan

Banyak yang terjadi di malam sebelum pulang, mengeluarkan semua unek-unek dalam kepala dan hati relawan sehingga beban hilang saat pulang. Tapi saya tidak suka berbicara mengenai itu, karena serasa girlish. Don't worry, it's just my thought.

Ingat mengenai jembatan yang saya bahas di atas tadi? Itulah maksud saya dengan membutuhkan sedikit dorongan. Ketika melihat Cilong, anggota KUN angkatan 6 SEJARA melompat dari atas jembatan, membuat saya tertarik untuk lompat juga. Tetapi saya tidak langsung lompat karena merasa takut akan ketinggian. Untungnya ada Cilong yang mendorong saya dari belakang sehingga siap atau tidak, saya pun menceburkan diri ke sungai :D

Setelah itu, kami berjalan kembali menuju rumah kakak Jannah. Saat kami sampai di sungai kedua, pemandangannya cukup bagus dan kami memilih untuk beristirahat di sungai tersebut dan mandi di sana. Tak jauh dari sana, ada senior KUN bernama kakak Suardi (Cua). Beliau mengajak saya ke air terjun yang berada tak jauh dari lokasi tempat saya beristirahat. Tetapi saya menolak karena merasa tidak loyal dengan teman-teman yang sudah bersiap untuk mandi dan makan di tepi sungai. Oh, selain itu karena karpet saya juga dipakai beristirahat sehingga saya tidak bisa meninggalkan lokasi tersebut.

Itulah salah satu momen yang saya sesali, karena ternyata air terjun yang dimaksud kakak Cua itu sangat bagus dan lokasinya pun sangat dekat dengan sungai yang kami tempati beristirahat. If I could rewind the time, I would go there...

Koin Untuk Negeri, Different From Other Community

Kakak Asrawan bersama adik-adik belajar ilmu tajwid di mushallah

Yang membuat saya tertarik ikut sebuah komunitas selain dari tujuan dari komunitas itu sendiri adalah bagaimana sifat orang yang berada dalam komunitas tersebut. Alhamdulillah, sebagaian besar anggota KUN adalah orang yang selalu mengingat Tuhan, Allah subhanahu wa ta'ala. Sehingga setiap waktu shalat selalu dikerjakan secara berjama'ah dan anggotanya berhenti berbicara saat adzan dikumandangkan.

Saya juga harus berterimakasih kepada kakak Asrawan yang bersedia membonceng saya sampai ke lokasi karena saya tidak mau membonceng perempuan yang bukan mahram. Lihatkan bagaimana bagusnya komunitas ini?

Sebenarnya saya hampir tidak berangkat karena terkendala barang yang saya harus bawa, untungnya ada dua teman saya yang bersedia meminjamkan alat-alatnya. Muhammad Yusuf Halim Putra and Rahmat Wahyu Hidayatullah, thanks to both of you I could make it to Bara. 

Selain dari alat saya yang kurang, niat saya untuk ke sana juga belum mantap seutuhnya. Tetapi setelah membaca motivasi dari pendiri KUN, kakak Akbar Alimuddin dari website KUN, semangat saya untuk ke Bara bertambah. I should thank him too.

February, Batch 9 Is Awaiting 

Relawan berfoto di depan Sekolah Dasar Bara

Ya, SEJARA angkatan 9 akan berangkat pada bulan Februari InsyaaAllah. Lokasinya akan berpindah ke dusun yang lain, namun saya kurang tahu lokasi selanjutnya. Yang menjadi panitia untuk angkatan 9 adalah relawan angkatan 8 SEJARA.

Ketua dari angkatan 8 SEJARA adalah Riny Anggraini Ali. Orangnya friendly dan aktif dalam berbagai forum. Sehingga terpilihnya dia sebagai ketua merupakan hal yang baik bagi SEJARA angkatan selanjutnya.

Kemudian wakil ketua dari angkatan 8 SEJARA adalah Subagio, adik dari kakak Darson. Dia juga baik orangnya dan friendly, sama seperti Riny.

Dan sekertaris dari angkatan 8 SEJARA adalah Kasrum Hardin. Saat dia berbicara, semua orang akan mendengarkannya dengan seksama. Selain dari tutur kata tidak biasa, rayuan mulutnya juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Wanita yang dia ajak bicara akan luluh ketika berbicara dengannya :D

Mungkin itu saja yang bisa saya tulis kali ini. Semoga antum yang sempat membaca juga ikut dalam komunitas ini. Trust me, it's worth it.

Komentar