Daurah Tarqiyah, Meningkatkan Mutu Ikhwan

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Mungkin ini adalah pengalaman saya tahun lalu, tapi tidak mengapa untuk dipost sekarang. Maksud saya tahun lalu di bulan Desember 2017, jadi tidak lama-lama amat. Hanya baru punya kesempatan untuk menulis sekarang :D

Daurah Tarqiyah ini dilaksanakan oleh Forum Studi Islam Raudhatul Ilmi Universitas Negeri Makassar (FSI RI UNM), bekerja sama dengan 9 Study Club yang ada di masing-masing fakultas di Universitas Negeri Makassar. Daurah tarqiyah dilaksanakan dalam rangka meningkatkan dan mempersiapkan calon pengurus FSI RI UNM periode selanjutnya.

Persiapan Sebelum Berangkat

Kos Ramlah Kamar 1 dan 2

Jujur, saya tidak punya persiapan untuk pergi. Pakaian saya masih belum dicuci dan perlengkapan saya untuk dibawa ke sana tidak ada sama sekali. Sore hari sebelum berangkat saya tertidur pulas di Kos Ramlah kamar nomor 2, kamar kos saya. Tiba-tiba saya terbangun setelah mendengar suara Fadli memanggil nama saya dari depan pintu kos.

Ketika membuka pintu, saya melihat Fadli berdiri di depan pintu dan mengajak saya untuk pergi ke Daurah Tarqiyah. Awalnya saya tidak mau, karena seperti yang saya jelaskan di atas, saya tidak mempunyai persiapan sama sekali. Namun karena ada dorongan dari dalam hati, saya kembali meniatkan untuk pergi ke sana. Alhamdulilah yang telah memperkokoh niat saya untuk ikut daurah.

Terbilang cukup jauh untuk sampai ke tempat dilaksanakannya Daurah Tarqiyah. Lokasinya berada di dekat kampus Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab (STIBA) Makassar. Di sana terdapat perumahan yang Alhamdulillah masyarakatnya rajin shalat di masjid. Dan di masjid itulah kami tinggal selama 2 hari 3 malam untuk mengikuti daurah.


Indoor

Ust. Iskandar menjelaskan tentang Manajemen Dakwah

Dalam pelaksanaan Daurah Tarqiyah, ada 2 macam kegiatan yang dilaksanakan. Indoor untuk menerima materi dari asaatidz (jamak dari ustadz) dan outdoor seperti evaluasi materi dan memperkuat niat berdakwah dalam kampus.

Nah, indoor dilaksanakan dalam masjid. Kami menerima 7 materi dari para ustadz yang berbeda. Ketujuh materi tersebut adalah:
  1. Kepribadian Seorang Aktivis Dakwah
  2. Problematika Dakwah Kampus
  3. Sejarah Perjuangan Islam di Indonesia
  4. Metode Perubahan
  5. Urgensi Dakwah dan Tarbiyah
  6. Manajemen Dakwah
  7. Harakah dalam Tarbiyah
Saya tidak bisa menjelaskan semua materi di atas, namun yang pasti banyak ilmu baru yang kami dapatkan. Bukan ilmu sembarangan, tetapi ilmu yang bermanfaat bagi saya dan antum sekalian di dunia dan akhirat kelak.

Semua materi di atas Alhamdulillah mudah kami tangkap, kecuali satu, hehe. Yaitu materi tentang Harakah dalam Tarbiyah yang dibawakan oleh ustadz Abu Rumaysha Askar Fatahudin. Bagaimana tidak, slide beliau semuanya berbahasa Arab, kami sendiri hanya memiliki kosa kata bahasa Arab minimum sehingga materi tersebut selain memang berat untuk dimengerti, juga berbahasa Arab.

Setidaknya kami mendapatkan pelajaran yang berharga dari ustadz Abu Rumaysha, yakni menggunakan media yang pas untuk objek dakwah kita.

Outdoor

Kelompok 1 Umar bin Khattab mendengarkan arahan ketua di pos 1

Outdoor dalam Daurah Tarqiyah hampir mirip dengan LDKM yang biasa dilakukan oleh Himpunan Mahasiswa di seluruh kampus di Indonesia dalam rangka merekrut anggota baru. Terdapat beberapa pos dan bahkan ada juga pos bayangan! Hanya satu hal yang membedakan, yaitu tidak ada kekerasan di dalamnya.

Sebelum berangkat di pos pertama, kami dibagi menjadi 4 kelompok. Nama kelompok kami adalah Umar bin Khattab, salah satu sahabat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dan salah satu Khulafaur Rasyidin yang memerintah dan meneruskan risalah kepemimpinan setelah Abu Bakar as-Siddiq.

Yell-yell dan nasyid adalah dua hal yang perlu kami persipkan sebelum berangkat. Setelah berbagai pertimbangan, kami memilih yell-yell yang paling gampang. Sedangkan untuk nasyid kami memilih lagu dari Maher Zain, insyaaAllah dalam versi Indonesia. Oleh sebabnya, kami lah kelompok pertama yang diperbolehkan untuk jalan ke pos 1 karena dianggap paling siap.

Kelompok 2 singgah di pos 2 untuk evaluasi materi

Post 1: Di pos 1 kami disuruh untuk menutup mata menggunakan skrap atau sarung, dan mendengarkan arahan pemimpin untuk sampai ditujuan sambil memegang pundak teman kelompok membentuk model kereta. Banyak suara bising dari senior guna menjerumuskan kami ke arah yang salah. Inti dari pos ini adalah mempercayai perkataan pemimpin dan loyalti terhadapnya tanpa menghiraukan perkataan orang di sekitar kita yang salah.

Post 2: Pos ini adalah tahap evaluasi semua materi yang telah kami dapatkan selama 2 hari. Hukumannya jika salah maka harus melakukan push-up, squad jump dan sit-up masing-masing sebanyak 10 kali. Kebetulan teman-teman kelompok saya hebat-hebat semua kecuali saya. Diamana kami mendapatkan hukuman karena saya menjawab asal-asalan, hehe.

Post 3: Simulasi perang badar ada di pos ke tiga. Di sini ingin dilihat seberapa tangguh dan siap ikhwah untuk berperang. Ingat kan di atas saya tulis bahwa kelompok kami yang paling pertama berangkat? Di pos 3 ini kelompok yang menanglah yang berhak duluan pergi ke pos selanjutnya. Karena kalah dari kelompok yang lain, menjadikan kelompok kami yang terakhir berangkat ke pos ke empat.

Post 4: Bila Bilal bin Rabah diuji dengan ditindiskan batu besar di atas perutnya di padang pasir yang katanya jika diletakkan daging di atasnya bisa matang, maka di pos 4 ini kami ditindis menggunakan batang pisang yang kemudian diinjak di ujungnya untuk menekan perut kami sehingga bisa merasakan secuil kesakitan yang di rasakan oleh Bilal. Guna mengingatkan kami bahwa perjuangan dakwah itu memang berat, tetapi insyaaAllah hasilnya nanti manis di akhirat.

Post 5: Di pos inilah niat kami diteguhkan untuk terus berdakwah di kampus walaupun hanya kami seorang diri. Kami disuruh merayap ke empang, melalui air dan duduk mendengarkan arahan dari kakak Rustam Hafid.

Simulasi Perang Badar di pos 3

Setelah melalui kelima pos tersebut, akhirnya kami pulang ke masjid untuk mandi dan persiapan pulang ke tempat tinggal masing-masing.

Hasil dan Pendapat Saya Mengenai Daurah Tarqiyah

Setelah melalui Daurah Tarqiyah selama 3 malam 3 hari, kami mendapatkan ilmu pengetahuan yang baru kami dapatkan, sertifikat peserta dan mengenal ikhwah dari fakultas lain di Universitas Negeri Makassar.

Peserta Daurah Tarqiyah mahasiswa UNM angkatan 2014

Saya sangat bersyukur dapat mengikuti Daurah ini. Kami juga dimanjakan dengan makanan yang enak dan snacks serta drinks yang selalu disediakan oleh panitia. Dan mengenal teman yang juga berjuang di fakultas lain di kampus juga sangat saya syukuri. Menambah iman dalam hati kami masing-masing.

Dibentuk juga panitia Muktamar FSI RI UNM yang insyaaAllah dilaksanakan tanggal 9-11 Februari 2018 nanti.

Itulah yang dapat saya share untuk tulisan kali ini. Thank you for reading it.

Komentar